Cara Budidaya Ikan Lele Pembesaran Yang Benar Agar Untung
Ikan lele merupakan salah satu ikan air tawar yang pertumbuhannya tergolong cepat, bahkan peternak ikan lele di wilayah Banten dapat menghasilkan 1 ton hanya dalam waktu 40 hari. Dengan demikian, peluang usaha budi daya lele sangat menjanjikan. Dalam bisnis budi daya ikan lele, diperlukan adanya pengetahuan yang cukup agar proses budi daya dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan rencana.
Semakin banyak rumah- rumah makan serta penjual makanan kaki lima yang menyuguhkan olahan lele sebagai menu utama. Mengakibatkan permintaan lele semakin meningkat, konsumsi paling banyak berasal dari masyarakat di Jawa Barat, Jakarta dan sekitarnya. Asumsi saya, jika di wilayah Depok saja ada sekitar 500 warung pecel lele yang membutuhkan 5 kg lele/ hari, berarti sudah menyerap 2.500 kg lele/hari. Jumlah warung dan pelanggan pecel lele di perkirakan semakin meningkat setiap hari nya.
Selain permintaan lele untuk konsumsi, permintaan benih pun meningkat. Seorang peternak lele dari Bogor mengatakan bisa menjual benih ukuran 10-12 cm sebanyak 10.000 ekor/minggu. Benih-benih lele tersebut dipesan oleh peternak lele di luar kota dan di luar provinsi seluruh Indonesia.
Nah, sesudah kita mengetahui prospek cerah dalam budidaya ikan lele langsung saja mari kita membahas lebih dalam mengenai bagaimana cara budi daya ikan lele pembesaran, peternakpemula.web.id telah merangkum dari berbagai sumber cara budi daya ikan lele pembesaran yang baik dan benar juga menguntungkan.
Menyiapkan Kolam Pembesaran
Pembesaran ikan lele bisa dilakukan di dalam kolam terpal, kolam tanah, dalam ember/drum dan kolam plastik. Kolam pembesaran dibuat dengan ukuran lebih besar dari pada ukuran kolam yang lainnya. Sebagai contoh, kolam pembesaran bisa dibuat dengan ukuran 50 m² dan tinggi 70-80 cm. Sebelum di gunakan sebaik nya kolam harus isi air dan diberi pupuk kompos terlebih dahulu, biarkan selama 1 Minggu tujuan nya agar air awal yang mengandung banyak plankton untuk pakan ikan lele.
Pemeliharaan Benih
Pemeliharaan benih bisa dilakukan dengan sistem monokultur intensif, yakni sistem pembesaran dengan padat tebar tinggi. Benih ukuran 4-5 cm bisa ditebarkan dengan kepadatan 200 ekor/m² Sementara itu, benih tokolan ukuran 10-12 cm bisa ditebar dengan kepadatan 100 ekor/m².
Mengingat padat tebarnya tinggi, selama pemeliharaan pemberian pakan tambahan harus mencukupi karena pasokan pakan alami yang ada di kolam jumlahnya sangat terbatas. Pakan tambahan yang diberikan adalah pelet, dengan kadar proten 30-40% dan kandungan energi 3.000-4.000 kcal/kg pakan. Selain pelet, pakan tambahan yang diberikan adalah ikan rucah, bungkil kelapa, ampas tahu, dan cacahan daging ayam dan bekicot.
Jumlah pakan tambahan hanya diberikan 5% saja dari bobot total benih, kemudian turunkan dosis nya jika mendekati panen sekitar 2 minggu sebelum panen kisaran 2-3%. Pakan tambahan Berikan pada pagi hari pukul 07.00 dan sore hari pukul 17.00. Tebar pakan di beberapa tempat agar tidak terjadi perebutan sehingga semua benih kebagian dengan merata.
Selain pemberian pakan tambahan, pemeriksaan rutin juga harus dilakukan minimal satu kali sehari. Pemeriksaan rutin ini seperti, pengecekan kejernihan, suhu, kadar oksigen dan pH air kolam, pengecekan kondisi kolam, pemantauan tingkah laku benih dan pemantauan munculnya hama dan penyakit.
Pengaturan Jumlah Pakan
Seperti telah Anda ketahui, pakan yang tersisa bisa mencemarkan air kolam dan menjadi pemicu munculnya bibit penyakit. Oleh karena itu, kita harus cermat dalam pemberian pakan. Caranya adalah dengan menghitung kebutuhan pakan per hari berdasarkan bobot ikan. Sebagai contoh, bobot benih awal 1.500 kg, asumsi tebar 50.000 ekor, bobot per ekor 30 gr, berarti jumlah pakannya 5% x 1500 kg=22,5 kg.
Seminggu kemudian dilakukan sampling ikan, jika bobot rata-rata bertambah 15 g, berarti bobot total menjadi 2.250 kg sehingga jumlah pakan per hari ditingkatkan menjadi 112,5 kg. Namun, pemberian pakan tidak hanya tergantung pada hitungan, tetapi disesuaikan juga dengan nafsu makan lele pada saat itu. Jika lele sudah tidak bernafsu memakan pakan yang ditebar, sebaiknya pemberiannya dihentikan.
Selain itu, jumlah pemberian pakan juga bisa dihitung dengan rumus seperti berikut:
Jumlah Pakan = Biomass x Feeding Level
Keterangan:
Biomass: Jumlah benih yang ditebar x SR xx bobot rata-rata
SR (Survival Rate) = % Tingkat benih hidup
Bobot rata-rata = dapat dihitung secara sampling
Feeding Level = % Pakan
Sebagai contoh, berikut jumlah pemberian pakan untuk 1.000 ekor lele berumur 6 minggu dengan bobot rata-rata 50 gr/ekor dan SR 75% yang dihitung dengan rumus di atas: Biomass 1000 x 75%×50 = 37.500 gr
Jumlah Pakan = 37.500 x 5% = 1.875 gr (1.875 kg/hari)
Panen dan Pascapanen
Nah, setelah proses pembesaran selesai, sekarang waktunya anda tinggal memanen ikan Lele untuk di konsumsi. Lele dipanen saat ukurannya sudah memenuhi standar permintaan pasar, yakni 7-10 ekor/kg. Pemanenan dilakukan dengan menggunakan jaring atau sair yang halus agar kulit lele tidak teluka.
Dalam proses pemanenan air dalam kolam cukup di kurangi saja tidak perlu dikeringkan, kurangi air setinggi jaring yang dipakai. Agar lebih cepat, pengeringan bisa dilakukan dengan pompa air jika menggunakan kolam terpal tinggal di buka saja paralon pembuangan nya. Setelah itu, jaring direntangkan ditarik ke pinggir kolam hingga lele berkumpul di salah satu sisi kolam Lele yang terkumpul kemudian ditangkap menggunakan saringan (sair), lalu di tempatkan di wadah yang telah dipersiapkan.
Sebelum dikirim ke pasar, sebaiknya lele dipuasakan (diberox) selama 1-2 hari agar perutnya bersih dan tidak berbau tanah Pengemasan lele untuk konsumsi bisa menggunakan potongan jerigen berukuran 20-200 liter. Jerigen seukuran ini bisa menampung lele sebanyak 5-9 kg. Bagian atas wadah biarkan terbuka. Ketinggian air dalam wadah 10-15 cm agar lele mudah mengambil oksigen langsung dari air.
Pasar dan Pemasaran
Dalam pemasaran, ada satu hal penting yang harus di perhatikan, yakni kebutuhan pasar akan ikan lele. Pemasaran ikan lele tidak seperti pemasaran ikan yang lain, yaitu hanya ikan lele dengan ukuran 8-10 ekor per kg atau biasa disebut lele ukuran super yang akan di hargai mahal, Sementara itu, di luar ukuran 8-10 ekor harga nya lebih murah sekitar Rp1.000 hingga Rp3.000 per kg. Oleh karena itu, agribisnis lele akan semakin besar keuntungannya jika dapat memproduksi ikan dengan ukuran super sebanyak mungkin atau seragam mungkin.
Adapun mengenai ke mana akan dipasarkan, jika Anda belum mempunyai pembeli tetap, maka Anda dapat menjualnya langsung ke pasar, pengepul, atau peternak lele lain yang memang membutuhkan produk lele untuk dijual lagi.
Penyakit yang Sering Menyerang Ikan Lele
Hal yang penting juga perlu Anda perhatikan adalah penyakit. penyakit yang sering menyerang lele adalah white spot atau bintik putih. Pencegahan bisa dilakukan dengan persiapan kolam yang baik, terutama pengeringan dan pengapuran. Untuk pengobatan bisa dilakukan dengan cara merendam ikan yang sakit ke dalam larutan Oxytetracyclin 2 mg/l dan menebarkan garam dapur sebanyak 200 gr/m3 setiap 10 hari selama pemeliharaan.
Simulasi Perhitungan Biaya Usaha
Berikut adalah analisa usaha budi daya lele menggunakan kolam terpal. Analisa ini hanyalah hitung-hitungan di atas kertas saja. Itu artinya, biaya dan keuntungan yang akan Anda peroleh nantinya kemungkinan berbeda alias tidak sama, karena kenaikan harga bahan- bahannya. Untuk itu, simaklah contoh perhitungan usaha budidaya lele dumbo di kolam terpal berikut:"
Biaya Investasi:
3 buah terpal ukuran 2 x 3: @Rp 150.000,00 = Rp 450.000,00
Selang 15 meter @Rp2.500,00. = Rp 37.500,00
Ember karet 2 buah @Rp10.000,00 = Rp 20.000,00
Gayung 1 buah @Rp 5000,00 = Rp 5000,00
Lamit 1 buah @Rp15.000,00. = Rp 15.000,00
Jumlah = 527.500,00
Biaya Produksi:
Bibit lele 5000 ekor @Rp300,00. = Rp1.500.000,00
Pakan selama 3 bulan. = Rp 337.000,00
Obat-obatan selama 3 bulan = Rp 50.000,00
Tenaga Kerja = Rp 900.000,00
Biaya Penyusutan/periode Rp527.500: 10. = Rp 52.750,00
Biaya lain-lain = Rp 100.000,00
Jumlah = Rp 2.939.750,00
Perkiraan Hasil
Panen: 70% × 5000:7=500kg x Rp 7000, = Rp. 3.500.000,00
Pendapatan = Rp 3.500.000-2.939.750 = Rp 560.250,00
BEP-Rp 2.939.750:500. = Rp 5879.5,00
Itu analisa usaha secara umum dengan perhitungan 5.000 bibit lele yang ditanam.